Namaku Tia, aku adalah seorang pelajar SMA . Umurku baru saja menginjak usia 16 tahun . Biasanya anak seumuranku, pasti ada yang merasakan perasaan cinta . Ya, aku merasakan rasa itu sekarang . Akan tetapi, perasaan itu kuberikan kepada seorang anak lelaki dari teman SMP ku dulu. Namanya Boy, aku mencintainya sejak SD. Dan yang tahu akan perasaan itu sampai sekarang ini, hanya ALLAH, Aku, Dan sahabatku Dewi .
Dewi adalah sahabatku, dia sangat baik padaku . Bahkan sampai sekarang, aku sudah menganggapnya sebagai saudaraku sendiri . Kami selalu menjalani hari hari dengan bersama, canda, tawa, sedih, duka, luka, semua kami hadapi dengan bersama . Rumahku dan rumahnya hanya berjarak 800Meter dari rumahnya, jadi maklum saja jika aku dan Dewi selalu bersama . Sampai sekarang aku belum pernah bisa, jika aku jauh darinya, dia telah menjadi bagian dari hidupku . Ya, begitulah aku dengannya .
Dewi adalah sahabatku, dia sangat baik padaku . Bahkan sampai sekarang, aku sudah menganggapnya sebagai saudaraku sendiri . Kami selalu menjalani hari hari dengan bersama, canda, tawa, sedih, duka, luka, semua kami hadapi dengan bersama . Rumahku dan rumahnya hanya berjarak 800Meter dari rumahnya, jadi maklum saja jika aku dan Dewi selalu bersama . Sampai sekarang aku belum pernah bisa, jika aku jauh darinya, dia telah menjadi bagian dari hidupku . Ya, begitulah aku dengannya .
Cinta Bukan Untuk Menyakitkan |
Jika bercerita tentang Boy, aku sudah tak melihatnya lagi semenjak ia pindah dari perumahan di kota Medan yang dekat dengan rumah Dewi . Sekarang dia sudah pindah Ke Jakarta, tanpa ada meninggalkan sebuah kenang2 an . Karena memang aku sangat gugup jika aku tadi harus berhadapannya, apalagi jika harus mengobrol, rasanya diri ini seperti melayang .
Malam itu aku memandang dari jendela kamarku . Melihat mobil truk yang melintas dan membawa banyak barang . Sepertinya mobil itu membawa barang pindahan . yang menjadi pertanyaanku adalah siapa ya, yang mau pindah kemari . Ya sudahlah, sepintas aku menghiraukan hal itu . Aku mengambil wudhu dan kemudian melaksanakan sholat Isya di kamarku. Setelah itu, aku beristirahat dan tidur.
(*)
Besoknya di sekolah, Dewi bercerita tentang tetangga baru yang datang tadi malam didekat rumahnya . “Eh Tia, tadi malam ada yang pindah lho, di tempat Rumahnya Boy dulu”. “Siapa wi?”. “Ada dehh, nanti tau sendiri kok”.”Hemm, ya deh”. Teeeeeeeeet, teeeeeeeeeeeet teeeeeeeeeet(suara bel sekolah) . “Yaudah yuk wi, kita kelas, kan udah bel”. “iya deh”.
Kemudian kami pun masuk ke kelas dan memulai pelajaran matematika oleh Pak Roy .
“Anak anak, sebelum kita memulai pelajaran, perkenalkan murid baru sekaligus yang akan menjadi teman baru kalian nantinya” . Anak itu pun masuk dan kemudian aku pun terkejut melihat dia . Ternyata dia adalah Boy, teman SMP ku dulu, dan juga orang yang kucintai . Ahh, senangnya hati ini, dia kembali lagi ke kehidupanku . Dia bertambah tinggi dan dia pun semakin tampan saja sekarang . Boy pun mengenalkan dirinya kepada teman2 barunya .
Hai semuanya, Namaku Boy, usiaku 16 tahun, sisanya, nanti kita akan berkenalan lagi ya”. “Boy, duduklah disamping Dika, dia duduk sendirian”. Kata Pak Roy. “Iya pak”. Boy pun duduk di bangku bersebelahan dengan Dika, dan mereka pun berkenalan. Dan kami pun memulai pelajaran .
Jam istirahat, Dewi pergi ke kantin untuk membeli jajanan, sedangkan aku duduk sendirian di luar kelas menunggu Dewi . Tiba tiba saja Boy mendekatiku dan berbicara padaku . “Hei Tia, apa kabar, lama ya ga jumpa”. Aku gugup dan susah untuk bicara, dan kemudian akupun berkata padanya dengan sedikit latah, “Ba, baik kok Boy”. “Emm, Ti, aku bole ngomong sesuatu ga?”. “A, apaan Boy”?.
“Maaf aku baru bicara sekarang padamu Ti, sebenarnya aku suka padamu Tia, tapi aku malu bilangnya ke kamu, habisnya kamu selalu aja dekat dengan Dewi, aku takut dia nantinya cemburu, karena dulu dia pernah bilang kalau suka sama aku, tapi dia bilang kalau aku lebih baik denganmu karena aku tau kamu suka sama aku, dan juga aku suka sama kamu. Aku takut, suatu saat aku ga bisa bilang ini lagi ke kamu, kondisi di Jakarta yang sering banjir, membuat keluargaku ingin pindah lagi ke Medan. Kepindahanku dari Jakarta adalah suatu keberuntungan, karena aku dan keluargaku sudah pindah ke rumah lamaku . Dan aku bisa dekat lagi sama kamu”.Terus terang boy padaku.”
Mendengar penjelasan itu semua, aku pun mengerti, bahwa dahulu Dewi juga suka pada Boy, tapi dia tak pernah bercerita denganku tentang perasaannya. Aku tak bisa berkata apa2 lagi dengannya . Sudah cukup semua penjelasan ini .
“Aku tahu, Boy, aku senang banget kamu juga suka padaku, aku juga suka sama kamu”. “Makasi ya Tia, oh ya, kamu mau ga jadi pacar aku Tia?”. Aku tahu dan akan menjawab semuanya kepada Boy.”Boy, maaf ya, aku memang suka padamu, tapi jika perasaan ini akan melukai sahabatku, lebih baik aku dan kamu berteman saja, karena jika kita pacaran, pasti akan membuat Dewi sakit hati. Maaf ya boy, aku ga mau melukai perasaan sahabatku karena cinta ini . Tapi ketahuilah Boy, aku tetap cinta padamu”. Boy pun menjawab dengan sedikit kecewa.”Heem, ya sudah aku ngerti akan perasaan kamu dengan Dewi, aku juga ga mau nyakitin dya Ti, makasi ya atas jawaban kamu itu Ti, aku jadi mengeti tentang arti persahabatan”.Dewi pun datang diikuti dengan kepergian Boy.
“Ehm, ngomong apa aja tuh, ama pangerannya?”. Tanya Dewi penasaran.”Ga ada apa2 kok wi, cuma nanyai kabarku, dan kabarnya dia, dan kepindahan dia dari Jakarta.”.aku tersenyum
menjawabnya.”Eem, ya uda yuk, kita makan nih makanan, kan sayang dah dibeli ga dimakan. Kami pun menikmati jajanan yang dibeli Dewi. Selepas bel sekolah masuk, kami pun melanjutkan pelajaran hingga pulang.
Di kamarku aku merenung sendirian dan berkata dalam hatiku. Aku memang cinta padamu Boy, tapi aku ga mau lukai hati sahabatku, maafkan aku Boy. Karena dalam fikiranku, Tak ada guna Cinta jika itu akan menyakitkan orang lain. Tapi apapun itu, aku sayang sama kalian berdua, sahabatku, dan Teman yang kucintai, Dewi dan Boy. Aku kan selalu ada buat kalian.
Malam itu aku memandang dari jendela kamarku . Melihat mobil truk yang melintas dan membawa banyak barang . Sepertinya mobil itu membawa barang pindahan . yang menjadi pertanyaanku adalah siapa ya, yang mau pindah kemari . Ya sudahlah, sepintas aku menghiraukan hal itu . Aku mengambil wudhu dan kemudian melaksanakan sholat Isya di kamarku. Setelah itu, aku beristirahat dan tidur.
(*)
Besoknya di sekolah, Dewi bercerita tentang tetangga baru yang datang tadi malam didekat rumahnya . “Eh Tia, tadi malam ada yang pindah lho, di tempat Rumahnya Boy dulu”. “Siapa wi?”. “Ada dehh, nanti tau sendiri kok”.”Hemm, ya deh”. Teeeeeeeeet, teeeeeeeeeeeet teeeeeeeeeet(suara bel sekolah) . “Yaudah yuk wi, kita kelas, kan udah bel”. “iya deh”.
Kemudian kami pun masuk ke kelas dan memulai pelajaran matematika oleh Pak Roy .
“Anak anak, sebelum kita memulai pelajaran, perkenalkan murid baru sekaligus yang akan menjadi teman baru kalian nantinya” . Anak itu pun masuk dan kemudian aku pun terkejut melihat dia . Ternyata dia adalah Boy, teman SMP ku dulu, dan juga orang yang kucintai . Ahh, senangnya hati ini, dia kembali lagi ke kehidupanku . Dia bertambah tinggi dan dia pun semakin tampan saja sekarang . Boy pun mengenalkan dirinya kepada teman2 barunya .
Hai semuanya, Namaku Boy, usiaku 16 tahun, sisanya, nanti kita akan berkenalan lagi ya”. “Boy, duduklah disamping Dika, dia duduk sendirian”. Kata Pak Roy. “Iya pak”. Boy pun duduk di bangku bersebelahan dengan Dika, dan mereka pun berkenalan. Dan kami pun memulai pelajaran .
Jam istirahat, Dewi pergi ke kantin untuk membeli jajanan, sedangkan aku duduk sendirian di luar kelas menunggu Dewi . Tiba tiba saja Boy mendekatiku dan berbicara padaku . “Hei Tia, apa kabar, lama ya ga jumpa”. Aku gugup dan susah untuk bicara, dan kemudian akupun berkata padanya dengan sedikit latah, “Ba, baik kok Boy”. “Emm, Ti, aku bole ngomong sesuatu ga?”. “A, apaan Boy”?.
“Maaf aku baru bicara sekarang padamu Ti, sebenarnya aku suka padamu Tia, tapi aku malu bilangnya ke kamu, habisnya kamu selalu aja dekat dengan Dewi, aku takut dia nantinya cemburu, karena dulu dia pernah bilang kalau suka sama aku, tapi dia bilang kalau aku lebih baik denganmu karena aku tau kamu suka sama aku, dan juga aku suka sama kamu. Aku takut, suatu saat aku ga bisa bilang ini lagi ke kamu, kondisi di Jakarta yang sering banjir, membuat keluargaku ingin pindah lagi ke Medan. Kepindahanku dari Jakarta adalah suatu keberuntungan, karena aku dan keluargaku sudah pindah ke rumah lamaku . Dan aku bisa dekat lagi sama kamu”.Terus terang boy padaku.”
Mendengar penjelasan itu semua, aku pun mengerti, bahwa dahulu Dewi juga suka pada Boy, tapi dia tak pernah bercerita denganku tentang perasaannya. Aku tak bisa berkata apa2 lagi dengannya . Sudah cukup semua penjelasan ini .
“Aku tahu, Boy, aku senang banget kamu juga suka padaku, aku juga suka sama kamu”. “Makasi ya Tia, oh ya, kamu mau ga jadi pacar aku Tia?”. Aku tahu dan akan menjawab semuanya kepada Boy.”Boy, maaf ya, aku memang suka padamu, tapi jika perasaan ini akan melukai sahabatku, lebih baik aku dan kamu berteman saja, karena jika kita pacaran, pasti akan membuat Dewi sakit hati. Maaf ya boy, aku ga mau melukai perasaan sahabatku karena cinta ini . Tapi ketahuilah Boy, aku tetap cinta padamu”. Boy pun menjawab dengan sedikit kecewa.”Heem, ya sudah aku ngerti akan perasaan kamu dengan Dewi, aku juga ga mau nyakitin dya Ti, makasi ya atas jawaban kamu itu Ti, aku jadi mengeti tentang arti persahabatan”.Dewi pun datang diikuti dengan kepergian Boy.
“Ehm, ngomong apa aja tuh, ama pangerannya?”. Tanya Dewi penasaran.”Ga ada apa2 kok wi, cuma nanyai kabarku, dan kabarnya dia, dan kepindahan dia dari Jakarta.”.aku tersenyum
menjawabnya.”Eem, ya uda yuk, kita makan nih makanan, kan sayang dah dibeli ga dimakan. Kami pun menikmati jajanan yang dibeli Dewi. Selepas bel sekolah masuk, kami pun melanjutkan pelajaran hingga pulang.
Di kamarku aku merenung sendirian dan berkata dalam hatiku. Aku memang cinta padamu Boy, tapi aku ga mau lukai hati sahabatku, maafkan aku Boy. Karena dalam fikiranku, Tak ada guna Cinta jika itu akan menyakitkan orang lain. Tapi apapun itu, aku sayang sama kalian berdua, sahabatku, dan Teman yang kucintai, Dewi dan Boy. Aku kan selalu ada buat kalian.
PROFIL PENULIS
Nama : Muhammad Asyraf Manurung
Agama : Islam
Kelas : XI RPL1
Sekolah : SMKN 1 Kutalimbaru
Ttl : Medan/25/09/1996
Alamat : PBTS Sampecita
Email: muhammadasyraf@ymail.com
Facebook: Muhammad Asyraf (Premiere)
Agama : Islam
Kelas : XI RPL1
Sekolah : SMKN 1 Kutalimbaru
Ttl : Medan/25/09/1996
Alamat : PBTS Sampecita
Email: muhammadasyraf@ymail.com
Facebook: Muhammad Asyraf (Premiere)
0 comments:
Post a Comment