Saturday, May 11, 2013
SEBUTIR DEBU SETETES AIRMATA RINDU
galau adalah risau dedaun diujung kemarau
pepohon ranggas layu, bumi rekah gersang dan tandus
kelam awan bukan hujan
hanya angin hitam yang mempermainkan harapan
jauh dikedalaman sunyi
ruang dan waktu menumbuhkan resah yang entah
kata-kata berbincang sendiri
berlompatan, berkeliaran tak mau diam
hening yang rawan
kenang dan bayang berkejaran
ah puisi
ini sepi menyiang diri
mengapa rindu begitu sembilu
sesungguhnya telah lama kubelajar menerima kepergiannya
kucoba mencintai duka seperti aku mencintai tawa dan airmata
namun sebuah puisi tak sudah*, membuat malam diburu resah
dan begitulah kisah
antara igau dan racau malam
debu tersedu didera rindu
perlahan dan diam-diam
antara kesepian dan kesunyian
debu menangis merayu embun
airmatanya mengalir lembut
menetes hangat, disudut mataku
0 comments:
Post a Comment