Monday, April 8, 2013
PUISI
WAJAH ALAM
Menatap wajah alamku kini
Bagai menatap wajah wanita
Tanpa pupur dipipi
Tanpa gincu di bibir
pucat tak mempesona
menghirup udara alamku kini
bagai menghirup udara kematian
disana sini sesak dengan polusi
yang setiap saat bisa habisi
yang bernyawa di bumi ini
bukit – bukit berdiri
tanpa kehijauan
lahan –lahan gersang
tanpa pepohonan
direnggut oleh tangan –tangan besi
mata –mata gergaji mesin yang keji
tanpa menyisakan untuk esok hari
dimana untaian zamrud negriku dulu
dimana sungai tempat hidupku dulu
dimana udara yang sejuk di pagi hari
yang pernah ku rasakan saat aku bangun pagi?
Semuanya tinggal kenangan
Semuanya tinggal cerita
SENIOR KREASISTIK
0 comments:
Post a Comment