Siang itu aku berjalan dengan santai menuju ruang guru untuk melaksanakan tugas yang telah diamanahkan kepadaku, tak terbebani sama sekali aku ini namun mata-mata yang curiga dan sok tau itu menilai dengan salah, saya memang agak terkesan loyo, lemah, dan putus asa namun itu hanyalah penampilan yang dilihat secara langsung tanpa adanya perhatian yang lebih khusus.
Sesuai dengan kebiasaan sehari-harinya akupun melaksanakan kegiatan yang aku asumsikan sebagai kegiatan selain belajar yang bermanfaat di institusi ini, yah membaca mungkin bagi sebagian orang membaca itu sama saja denagan belajar namun itu sangatlah berbeda. Ketika kita belajar yang kita pelajari hanyalah mengenai masalah yang telah dicantumkan di kurikulum guru tidaklah boleh melewati batasan yang telah ditetapkan itu. Di kalangan guru aku memang tidak populer dan tidak ramah namun dengan pengurus perpustakaan merekalah yang melempar senyum dan kuberi balasan.
Seperti biasanya saya mencari buku yang sedang ingin saya baca atau melihat apa asa yang menarik atau tidak. Buku yang kucari tak kunjung menampakkan dirinya dan pada akhirnya ku temukan buku terebut namun sayangnya sedang dibaca. Ke menatap wanita tersebut dan mungkin karena tak merasa enak dia melihatku dan berkata “ada apa melihat saya dengan begitu?”. “oh tidak, saya hanya melihat buku itu” jawabku. “oh yang ini, buku ini cukup bagus” tanggapnya. Setelah itu kami mengulas buku tersebut, aku memang sudah membaca namun belum selesai. Bel istirahat berakhir pun menyapa telinga kami yang mengingatkan pertemuan ini berakhir.
Setelah sampai di rumah aku pun mulai berpikir dan selalu mebayangkan wanita tersebut yang namanya adalah Yani. Besoknya di sekolah aku tak pernah melihat wanita ini lagi. Tak lama kemudian ketika di rumah hal yang tak terduga terjadi nada pesan handphoneku pun berbunyi dan ternyata itu adalah dia, aku pun mulai berkomunikasi dengan baik dengannya awalanya kamu hanya membahas topik yang umum hingga kemudian kami membahasa masalah pribadi dan tak terduga aku pun mulai memiliki perasaan kepadanya.
Dunia memang bekerja dengan caranya yang benar-benar rahasia, terkadang kita tak menyadari apa yang telah dia perbuat kepada umat manusia dan apa yang umat manusia lakukan kepadanya. Hari berlalu, minggu berlalu, dan hampir sebulan sudah aku berkomunikasi dengannya dan jiwaku seakan hanya ingin diberikan makan oleh suaranya.
Malam itu aku pun memutuskan untuk menyatakan perasaan ku yang sebenarnya memang ini masih jarang ku lakukan dan mungkin itu pula alasannya aku gagal dia hanya mengatakan agar tetap berusaha siapa tau saja perasaannya muncul. Ketika sedang membahas suatu pembahasan dia tiba-tiba membahas orang lain yang merupakan teman dekatnya yang bernama Rani dan dia mengatakan perasaan sebenarnya mengenai temannya itu. “sebenarnya Rani itu munafik dia merebut gebetan temannya meski tau temannya sangat menyukai si Rudi, aku sih mau aja ngasih tau si Rudi gimana sih si Rani itu tapi biarin aja deh nanti kebaikan akan muncul” itulah yang dia sampaikan kepadaku, Rudi merupakan siswa lain yang keren, kaya, dan baik. Akupun meladeni dengan membahas temannya tersebut, sebenarnya bukan membahas namun menceritakan aib si Rani.
Bulan berikutnya aku pun mulai berpikir bahwa Yani ini tidaklah pantas untukku dan tidak ada wanita yang pantas untukku dan aku pun memutusakan untuk jaga jarak dan mulai melupakannya. Pemikiranku bukannya tidak beralasan namun terkadang ketika berbincang dengannya dia masih merasa aku ini orang asing dan sedikit menutup masalah pribadinya dariku dan hanya membahas masalah sosial dan pelajaran di sekolah.
Hampir dua minggu aku tak memberikan untaian sapa yang hangat dan perasaanku seakan membunuhku karena aku menjauhinya dengan alasannya yang merupakan asumsi pribadiku sendiri saja. Pekan Olahraga dan Seni di sekolahku dimulai, ketika itu aku mendukung teman sekolahku yang sedang tanding futsal dan Yani dan temannya Rika duduk di sisi lapangan yang satunya dengan bercanda gurau. Sesekali aku menatapnya dan ketika aku menatapnya dia juga menatapku. Sesampainya di rumah pesan singkat mampir di telpon genggamku dan kucoba mengecek dan ternyata itu adalah Yani. Hubungan kami pun kembali seperti dulu dan malah agak semakin dekat, aku juga menyempatkan waktu untuk menonton pementasan dramanya, rencananya aku ingin mengantarnya pulang namun dia menghilang. Aku pun menuju rumah dan menelponnya, aku pun bertanya dimana dia dan sama siapa pulang dan mengatakan dia sudah pulang dengan temannya, ketika aku mengatakan “tadi rencananya aku mau nganterin kamu pulang tapi kamu menghilang” dia tidak memberikan respon apapun dan disinilah mulai dugaanku yang sebenarnya bermulai namun masih ku kesampingkan karena cinta itu memang telah membutakan manusia yang satu ini. Dulunya aku dan dia hanya sekedar berkirim pesan singkat dan terjadi peningkatan intensitas komunikasi di antara kami, kau sudah telpon-menelpon dan hubungan kami telah seperti pacaran karena hampir seharian kami telpon menelpon.
Hari itu merupakan dua hari terakhir tahun 2012 dan aku terus menghubunginya namun telponnya tidak diangkat dan pesanku tidak dibalas padahal besoknnya merupakan hari ulang tahunnya. Akupun takut terus menelponnya karena nanti menganggunya. Pamanku dan sepupuku pun menawari tahun baru di rumah pamanku dan aku pun setuju untuk ikut, meski bergitu aku masih terus menghubunginya karena perasaanku yang sedang tidak enak dan penasaran dengan keadaanya dan plus hari tersebut merupakan hari ulang tahunnya. Aku pun mengikuti firasatku yang mengatakan dia sudah tidak ingin dekat denganku pun ingin kubuktikan dengan mengirim pesan kepadanya dengan menggunakan nomor telpon sepupuku, meski hanya pesan yang sangat singkat dan tidak berguna dan dari orang yang tidak dikenal ternyata dia balas, perasaanku pun hancur ketika itu juga, namun aku menyembunyikan ekspresiku karena nanti akan berakibat buruk di depan pamanku dan keluarganya serta sepupuku.
Sesampainya dirumah pamanku setelah merayakan tahun baru diluar aku mencoba menghubunginya dengan nomor telponku sendiri dan ketika dia mengangkatnya aku pun hanya mengatakan “kamu tadi lagi bikin apa? Kok gak ada info?”. “Maaf aku lagi sibuk sekarang baru available” balasnya. “oh kalau gitu udah dulu” aku menjawab dengan nada rendah. Aku menjelaskan yang telah aku lakukan, dan selidiki dengan pesan kepadanya dan dia pun ternyata membalas dengan mengatakan selama ini aku sudah berusaha dan ternyata perasaanku tetap sama. “Muke gile, dia kira gue goblok apa? Gua ini introvert gue ngerti lagi yang loe maksud, gue gak naif meski gak berpengalaman di urusan percintaan, mana mungkin loe ngasih jawaban seperti itu secepat itu, pasti ada yang udah terjadi” itulah yang kukatkan dalam hatiku.
Seminggu liburanku terasa sakit luar biasa yang diakibatkan cinta ternyata hal seperti itu juga melandaku setelah aku memutuskan melupakan dia pernah menjejakkan kakinya di hatiku, alasan utamanya mengatakan hal tersebut ketika tahun baru pun baru kuketahui sebulan kemudian ketika aku menstalk twitternya, dia mengatakan dan meretweet dengan tegas twit yang terbaca “Kalo gebetan sudah sebulan gak jadi pacaran berarti Cuma dijadikan pelarian” meski sakit namun terasa segar karena telah jelas aku ini telah menjadi korban apa. Beberapa minggu kemudian dia telah terdengar dan terlihat telah berpacaran dengan Rudi.
Betapa luar biasanya kisah ini, aku dijadikan pelarian dari seorang wanita yang sedang menunggu pria yang disukainya yang sedang pacaran dengan temannya, dan tahun baruku juga ikut hancur. Masih ada satu hal yang membuatku penasaran yakni mengapa aku yang dia pilih menjadi korbannya? Dan itupun terjawab beberapa hari kemudian, aku mengingat ketika dia mengingatkanku dengan temannya yang aku permainkan ketika masih SMP karena dia juga merupakan siswa yang dari SMP yang sama denganku, mungkin itu pertanda niatnya yang sebenarnya namun waktu SMP aku masih sangat bodoh jadi tak dapat mengerti perasaan orang lain. Aku pun merasa ini sudah adil dan ini adalah hukuman namun hukumannya benar-benar parah.
Skenario yang luar biasa Yani dan aktingmu luar biasa..
Cerpen Karangan: Mr. Xblues
Blog: Beragamtulisan.blogspot.com
Blog: Beragamtulisan.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment